Baru Saja Sembuh dari Covid-19? Jangan Lakukan Vaksinasi, Simak Penjelasan dari Dokter

Dengan harapan untuk terbentuknya herd immunity, Pemerintah masih terus mengupayakan program vaksinasi.

Editor: Imam Saputro
TRIBUNPALU.COM/ALAN SAHRIR
Anggota Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tengah Divaksinasi Covid-19, Selasa (23/3/2021). 

Baru Saja Sembuh dari Covid-19? Jangan Lakukan Vaksinasi, Simak Alasan Dokter Berikut Ini

TRIBUNPALU.COM - Dengan harapan untuk terbentuknya herd immunity, Pemerintah masih terus mengupayakan program vaksinasi.

Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat yang mengikuti program tersebut.

Dikutip dari laman Tribunnews.com, pasien Covid-19 yang baru saja sembuh tidak disarankan untuk langsung mengikuti program vaksinasi.

Dokter Heidy Agustin, Sp. P(K) mengatakan jika pasien tersebut sudah memiliki kekebalan tubuh alami setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

"Nanti setelah tiga bulan, kadar antibodi kembali menurun. Maka perlu ditingkatkan kembali imunitas menggunakan vaksin," katanya saat diwawancara, Selasa (6/4/2021).

Larangan tersebut tidak hanya untuk penderita Covid-19 yang baru saja sembuh.
Orang yang memiliki riwayat alergi obat tertentu juga tidak diperbolehkan mengikuti program vaksinasi secara langsung.

Baca juga: Polres Bangkep Siapkan 500 Dosis Vaksin Covid-19, Gratis untuk Warga

Baca juga: Vaksin Hari Kedua, Pos Pelayanan Vaksin Mapolda Sulteng Habiskan 40 Dosis

Baca juga: 20 Ribu Dosis Vaksin Sinovac untuk Warga, Cek Pos Vaksinasi Covid-19 Gratis di Palu

Sebanyak 28 lansia di Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengikuti Vaksinasi Covid-19 tahap pertama.
Sebanyak 28 lansia di Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengikuti Vaksinasi Covid-19 tahap pertama. (TRIBUNPALU.COM/ELA)

Hal tersebut dibenarkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam serta Konsultan Alergi Immunologi, dr Gatot Soegiarto.

Ia mengatakan alergi obat dapat memicu reaksi yang lebih spesifik terhadap obat yang dikonsumsinya, sementara itu saat disuntik vaksin justru belum tentu terdapat reaksi.

"Alergi terhadap suatu obat hanya memicu reaksi spesifik terhadap obat tersebut dan belum tentu muncul dengan obat lain termasuk vaksin Covid-19. Jadi vaksinasi diperbolehkan," ujarnya kepada Tribunnews.com, Rabu (3/3/2021).

Namun beredar kabar terkait diperbolehkannya seseorang yang memiliki alergi obat untuk disuntik vaksin.

Hal itu dibenarkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang menyatakan, seseorang yang mengalami alergi obat dan makanan tetap diperbolehkan menerima vaksin.

Dalam keterangan tertulisnya, PAPDI mengatakan orang yang belum dipebolehkan menerima vaksin Coronavac jika memiliki reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alergi berat, akibat vaksin Coronavac dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama yang terkandung pada vaksin Coronavac.

Baca juga: Presiden Jokowi Meminta Negara G20 Mendukung Kesetaraan Akses Vaksin bagi Seluruh Negara

Baca juga: Apa Itu Vaksin Covid-19? Kenali Manfaat hingga Efek Sampingnya

Baca juga: Ingatkan Covid-19 Tahun Ini Lebih Parah, WHO Minta Vaksin Didistribusikan ke Negara yang Lebih Butuh

Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido menggelar rapat bersama seluruh organisasi kesehatan serta kepala Camat di Kota Palu untuk mengajak para lanjut usia (lansia) mau Divaksinasi Covid-19, Rabu (9/6/2021).
Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido menggelar rapat bersama seluruh organisasi kesehatan serta kepala Camat di Kota Palu untuk mengajak para lanjut usia (lansia) mau Divaksinasi Covid-19, Rabu (9/6/2021). (Handover)

Berbeda dengan orang yang baru saja divaksin, kemudian dalam jangka waktu satu minggu kemudian ternyata positif Covid-19.

Dikutip dari laman Kompas.com, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt angkat bicara terkait hal tersebut.

Ia mengatakan jika kasus ini OTG atau tidak ada gejala, maka orang tersebut masih boleh divaksin untuk tahap kedua.

"Tapi, kalau dia bergejala, maka (pemberian vaksin kedua) harus ditunggu sampai gejala selesai, sampai sembuh. Kemudian dia tetap bisa mendapatkan vaksin (kedua)," jelas Zullies.

Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Tahap 1 dan 2 Tak Boleh Lewat 28 Hari

Dinas Kesehatan Kota Palu melakukan Vaksinasi Covid-19 tahap pertama kepada calon jemaah haji (CJH) lanjut usia (lansia) di Puskesmas Sangurara Jl Pomandu, Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, selasa (23/3/2021) siang.

Saat itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan Palu memperingatkan CJH lansia agar memperhatikan rentang waktu vaksinasi tahap satu dan tahap kedua.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Palu, drg Lutfiah mengatakan, CJH lansia harus melakukan Vaksinasi Covid-19 dosis ke dua tidak boleh lewat dari 28 hari setelah suntikan pertama.

Baca juga: Mengapa Lengan Terasa Nyeri dan Pegal seusai Disuntik Vaksin Covid-19? Berikut Penjelasan Ahli

Baca juga: Apa Itu Vaksin Gotong Royong? Ini Cara Pendaftaran Vaksin Gotong Royong hingga Tarif Vaksinasi

Baca juga: Apa Itu Vaksin Covid-19? Kenali Manfaat hingga Efek Sampingnya

Golden Bakeri di Jl Masjid Raya, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Selatan, memfasilitasi warga melakukan Vaksinasi.
Golden Bakeri di Jl Masjid Raya, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Selatan, memfasilitasi warga melakukan Vaksinasi. (TribunPalu.com/Alan_Sahril)

"Kita harapkan jangan sampai ada yang lewat dari 28 hari," jelas Drg Lutfiah. Ia menjelaskan jika melebihi dari 28 hari maka vaksinasi tahap awal tidak membentuk antibodi secara maksimal.

"Sebenarnya tidak ada efek namun kekebalan antibodi tidak maksimal didapatkan" terangnya.

Drg Lutfiah mengungkapkan ketika rentang waktu dari vaksinasi tahap pertama telah lewat dari 28 hari maka harus melakukan vaksinasi dari awal kembali.

"Karena tahapan kedua itu sebagai penguat Jadi kalau lewat dari 28 hari itu efeknya akan berkurang dan secara teori itu harus diulang kembali" sebut Drg Lutfiah

Ia juga mengharapkan agar para calon jemaah haji lansia selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan).

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved