Ketahui Dampak Buruk dari Fomo, Kenali Cara Mengatasinya dengan Langkah-langkah Berikut Ini

Fomo merupakan sifat yang cukup memiliki dampak buruk serius bagi kesehatan mental. Kenali cara mengatasinya berikut ini.

freepik
FOTO ILUSTRASI : Fomo, sebuah rasa takut atas ketertinggalan suatu informasi. 

Ketahui Dampak Buruk dari Fomo, Kenali Cara Mengatasinya Berikut Ini

TRIBUNPALU.COM - Akhir-akhir ini kerap dijumpai kata fomo di media sosial.

Dikutip dari laman Badan Pendidikan Kristen Penabur, kata Fomo telah menjadi perbincangan hangat banyak orang.

Sementara itu, dilansir dari laman Very Well Mind, Fomo merupakan singkatan dari Fear of Missing Out.

Fomo memiliki pengertian yaitu rasa takut ketinggalan yang mengacu pada perasaan atau persepsi tentang orang lain yang mempunyai hidup lebih indah dari pada Anda.

Dampak Buruk Fomo untuk Kesehatan Mental

Selain meningkatkan perasaan tidak bahagia, Fomo juga bisa menimbulkan ketakutan dan kehilangan sebuah informasi dari media sosial.

Dalam sebuah studi yang dilakukan di Computers and Human Behavior menemukan bahwa Fomo dikaitkan dengan gangguan mengemudi, yang dalam beberapa kasus bisa mematikan.

Oleh karena itu Fomo memiliki dampak yang cukup serius untuk kehidupan seseorang.

Sebagai orang yang menginginkan segalanya baik-baik saja, maka Anda harus berusaha untuk menghindarinya.

Dikatakan dalam artikel Very Well Mind, bahwa Fomo ini melibatkan rasa iri yang mendalam dalam diri seseorang terhadap pencapaian orang lain.

Baca juga: Sering Dapat Pertanyaan Kapan Nikah? Ini Efek Positif dan Negatifnya, Menurut Pendapat Psikolog

Baca juga: Bagaimana Cara Merespon Teman yang Bercerita Tentang Kesehatan Mentalnya? Simak Jawaban Psikolog

Sifat ini juga akan memengaruhi harga diri seseorang dan sering memburuk dengan hadirnya situs media sosial, seperti Instagram, TikTok, Twitter dan Facebook.

Fomo bisa berlaku dalam banyak hal.

Tidak hanya tentang gaya hidup saja, tetapi juga kecerdasan dan perasaan seseorang.

ILUSTRASI : Para peneliti sedang membicarakan pemulihan kesehatan mental korban pandemi
ILUSTRASI : Para peneliti sedang membicarakan pemulihan kesehatan mental korban pandemi (theartnewspaper.com)

Cara Mengatasi Fomo untuk Diri Sendiri

1. Mengubah Fokus

Berfokus dengan kekurangan diri sendiri memang sangat menyiksa.

Lebih baik memberikan perhatian yang lebih terhadap kelebihan apa yang Anda miliki.

Di media sosial, memang segala informasi dari aktivitas orang lain bisa diketahui dengan cepat.

Jika tidak sesuai, maka akan menimbulkan rasa insecure dalam diri.

Cobalah memilih pergaulan yang baik untuk mendukung segala aktivitas Anda.

Jauhi hubungan-hubungan toxic yang cenderung membuat rendah diri dan tidak mendukung.

Baca juga: Apa Itu Depresi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Berikut Penjelasan Psikolog Analis Widyaningrum

Baca juga: Kondisi Psikologis Seseorang saat Ditanya Kapan Nikah? Psikolog: Bisa Menimbulkan Stress

2. Melakukan Journaling

Kegiatan ini bisa dilakukan dnegan cara menuliskan segala kejadian yang menyenangkan, baik yang sudah terjadi maupun yang akan dikerjakan.

Journaling ini bisa dilakukan untuk konsumsi pribadi, atau juga bisa untuk konsumsi publik melalui unggahan di media sosial.

Namun biasanya, seseorang akan memikirkan 'apakah pengalamannya tersebut bisa mendapatkan validasi dari orang lain'.

Jika masalah tersebut Anda alami, maka Anda bisa mencobanya dengan membuat jurnal secara offline yang bisa dikonsumsi pribadi saja.

Journaling ini juga bisa mengalihkan fokus seseorang dari komentar publik menuju apresiasi pribadi dari hal-hal yang membuat hidup lebih merasa hebat.

Langkah ini bisa membantu seseorang yang ingin keluar dari siklus pergulatan media sosial dan Fomo.

ILUSTRASI gangguan mental.
ILUSTRASI gangguan mental. (apa.org)

3. Mencari Koneksi yang Nyata

Kesepian merupakan cara otak manusia untuk memikirkan ulang bahwa ia ingin mencari dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.

Sayangnya kehadiran media sosial tidka selalu menjadi solusi terbaik.

Padahal media sosial menyuguhkan berbagai teman dari kalangan yang bermacam-macam.

Daripada menjalin hubungan yang banyak dengan orang-orang di media sosial, Anda bisa mencobanya dengan menjalin koneksi dengan orang di dunia nyata.

Mislanya saja berencana untuk hang out dengan teman dekat atau liburan bersama mereka jauh lebih efektif.

Namun apabila Anda tidak memiliki wkatu yang lebih untuk bertemu dnegan mereka, maka media sosial bisa digunakan dengan bijak.

Misalnya mengunggah kebersamaan bersama teman-teman dan menjalin silaturahmi virtual, baik audio maupun visual.

Baca juga: Psikolog Sebut Perhatian pada Kesehatan Mental di Palu Masih Rendah Pasca TrioBencana

Baca juga: Jangan Terjebak Lingkaran Depresi, Psikolog: Kesehatan Mental Harus Lebih Diperhatikan

4. Bersyukur

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlibat dalam kegiatan yang meningkatkan rasa syukur dapat mengangkat semangat Anda serta semua orang di sekitar Anda.

Kegiatan bersyukur misalnya membuat jurnal rasa syukur, atau sekadar memberi tahu orang lain apa yang Anda hargai tentang mereka.

Sebagian besar orang memang merasa kekurangan dalam segala hal yang dibutuhkan.

Bersykur akan menghaislkan efek yang positif bagi kesehatan mental dan emosi manusia.

(TribunPalu.com/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved