Sulteng Hari Ini

Tekan Angka Stunting, BKKBN Sulteng Perbanyak KIE pada Masyarakat

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah memiliki berbagai upaya untuk menekan angka stunting di Sulteng.

Penulis: Fadhila Amalia | Editor: Haqir Muhakir
TRIBUNPALU.COM/FHADILA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah memiliki berbagai upaya untuk menekan angka stunting di Sulteng. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fadhila

TRIBUNPALU.COM, PALU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah memiliki berbagai upaya untuk menekan angka stunting di Sulteng.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia   (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Sultsng berada di angka 28,2 persen dan mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 29,7 persen.

Ketua Tim 20 Layanan Perkantoran Umum dan Kehumasan BKKBN Aprianto Parubak menyampaikan salah satu upaya yakni mengoptimalkan pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) pada anak.

"Kami berupaya agar angka prevalensi stunting di Sulawesi Tengah bisa menurun,” ucap Aprianto kepada TribunPalu.com di Kantor BKKBN Sulteng Jl Moh Yamin, Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: 8 Fakta Mayat Bayi Terbakar di Kabupaten Morowali, Pelaku Ibu Kandung Terancam Penjara 15 Tahun

Ia mengatakan edukasi pengasuhan anak penting diketahui oleh calon orang tua sebelum terjadinya konsepsi hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak setelah dilahirkan. 

"1.000 hari kehidupan anak merupakan periode emas perlu digunakan sebaik-baiknya untuk memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu," katanya.

Menurutnya hal tersebut dilakukan agar anak tumbuh sehat dan terhindar stunting sampai dengan usia dua tahun. 

BKKBN memiliki anggota Satuan Tugas (Satgas) bertugas memberikan sosialisasi serta penyuluhan terkait pengasuhan 1.000 HPK.

Aprianto menjelaskan penyebab stunting yaitu praktik pengasuhan kurang baik, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan.

Upaya lainnya BKKBN mempunyai program BAAS (Bapak Aduh Anak Stunting) dan (Bunda Asuh Anak Stunting).

Baca juga: Melalui CCIF, DMPTSP Sulteng Dorong Pengusaha Lokal Investasi di Sulawesi Tengah

"Yang tergabung dalam BAAS memberikan bantuan kepada anak terindikasi resiko stunting dengan pemberikan bantuan berupa donasi," Ujar pria berkacamata itu.

Selain itu, upaya ketiga untuk mencegah resiko stunting yakni memperbanyak KIE secara langsung maupun tak langsung.

KIE adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi dengan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang hal-hal yang ingin dicapai seperti menurunkan syunting. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved