Pilpres 2024

Gelar Mimbar Demokrasi di Kota Palu, Mahasiswa Lintaskampus Gaungkan Tolak Politik Dinasti

Kegiatan itu dirangkaikan orasi tiga aktivis Sulteng yang membahas soal politik dinsti dan pelanggaran HAM

Penulis: Zulfadli | Editor: mahyuddin
FADLI/TRIBUNPALU.COM
Tolak politik dinasti dan pelanggaran HAM menjadi isu sentral Theater of December Mimbar Demokrasi 5000 Mahasiswa dan Rakyat Sulteng di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (1/12/2023). 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Tolak politik dinasti dan pelanggaran HAM menjadi isu sentral Theater of December Mimbar Demokrasi 5000 Mahasiswa dan Rakyat Sulteng di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (1/12/2023).

Kegiatan mahasiswa itu berlangsung di Universitas Abdul Azis Lamadjido, Jl DR Suharso, Kecamatan Palu Timur.

Kegiatan itu dirangkaikan orasi tiga aktivis Sulteng, Arianto Sangadji dari Gerakan Jaga Pemilu, Ketua Komnas HAM Sulteng Dedi Askary dan Ketua Himpunan Pemuda Alkhairaat Dedi Irawan.

Di hadapan mahahasiswa lintasperguruan tinggi, Arianto menyinggung fenomena putusan MK yang meloloskan kandidat calon wakil presiden.

Menurutnya, politik dinas yang terjadi di Pemilu 2024 merusak tatanan negara dan demokrasi.

"Ini New orde baru, reinkarnasi dari orde baru zaman soeharto," kata Arianto Sangadji.

Baca juga: FKMTSI 2023 di Palu Dihadiri Perwakilan 341 Kampus se Indonesia, Ini Harapan Pemprov Sulteng

Sementara Dedi Askary menyebut kontestas Pilpres 2024 menggambarkan politik dinasti.

"Jokowi coba membangun kembi Orde Baru, tentu saja warga Sulteng menyadari itu dan menolak hal tersebut," ucapnya.

Tak hanya itu, Dedi juga menyinggung soal pelanggaran HAM yang dilakukan kandidat presiden dekade 1997-1998, berupa penculikan dan penghilangan orang.

"Komnas HAM sudah melaporkan itu sejak lama dan telag dilimpahkan ke Kejagung," tutur Dedi.
 Adapun Dedi Irawan menyebut mimbar demokrasi menjadi tumpuan bangsa untuk turut menjaga demokrasi berjalan baik.

"Situasi bangsa tidak baik-baim saja.Harus segera dikembalikan," ucapnya.

Mahasisw yang hadir dalam kegiatan itu mengenakan topeng anonumous atau Vandetta.

Selain orasi, kegiatan itu juga dimeriahkan pertunjukan sanggar seni dan konser musik.(*)
 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved