Bisa Berdikari,Komunitas Disabilitas Boyolali Bekerja Keras Bebas Cemas Bersama BPJS Ketenagakerjaan

Jikalau apes di jalan kan minimal ada perlindungan dari Jaminan Kecelakaan Kerja amit-amit ya, tapi namanya apes kan tidak ada di kalender, jadi ayem

|
Penulis: Imam Saputro | Editor: Wahid Nurdin
Tribun Pekanbaru
Ilustrasi layanan BPJS Ketenagakerjaan 

“Sebenarnya dari Jawa Timur ada banyak, kan tidak mungkin kami tolak, jadi mau gabung silakan,” kata Sri yang fokus pada pelatihan menjahit ini.

Sri mengatakan FKDB memiliki beberapa lini pelatihan, di antaranya servis elektronik, pelatihan menjahit dan pelatihan batik tulis.

“Semua yang ikut pelatihan itu secara otomatis kami daftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, pelatihan menjahit sekarang ini juga support dari BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah,” ujar Sri di sela-sela memberi pelatihan menjahit yang disupport BPJamsostek Jateng sejak 5 sampai 22 November 2024 ini.

Sri mengatakan perlindungan JKK diperlukan meskipun penyandang difabel baru mengikuti pelatihan, belum masuk dunia kerja.

“Baru saja terjadi kemarin, ada teman yang di tengah pelatihan itu ndilalah epilepsi lalu jatuh, kena pecahan piring yang kesenggol waktu ia kejang, tangannya lalu dijahit itu, dan itu untungnya sudah tercover JKK,” cerita Sri.

Kisah manfaat JKK lain yang sering ia temui adalah rekan penyandang disabilitas sering kali mengalami kecelakaan ketika berangkat menuju tempat pelatihan menjahit di rumah Sri, di Kemusu, Boyolali.

“Kan yang ikut pelatihan tidak semua nginep sini, ada yang sering pulang, itu yang sering kejadian,  srempetan sepeda motorlah, jatuhlah, namanya di jalan kan ada saja, itu yang nanggung ke JKK,” kata pemilik sanggar jahit Kresna Patra ini.

Sri merasakan perlindungan di tempat kerja sangat penting bagi penyandang disabilitas. “Karena ada rekan kami yang memang punya kondisi tertentu sehingga lebih rentan, dengan adanya perlindungan kan bisa lebih tenang dalam berlatih menjahit, berlatih servis elektro dan lain sebagainya.”

Hingga tahun 2024 ini, FKDB telah melatih 400an lebih penyandang disabilitas untuk mempunyai keahlian agar bisa mandiri.

“Dari pelatihan menjahit, ada 57 yang sudah jadi karyawan pabrik, tentu kami sangat mendukung, bahwa penyandang disabilitaspun bisa memiliki skill dan bersaing di dunia kerja,” ungkap Sri.

“Kalau sudah masuk pabrik biasanya selain JKK, dapat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP), lengkap,” urai Sri.

Misi utama FKDB adalah penyandang disabilitas bisa mandiri, dengan bekal skill sehingga bisa mengangkat perekonomian dirinya dan bahkan keluarga.

"Stigma penyandang disabilitas itu beban keluarga harus dilawan, buktinya kami disini bisa berlatih bersama, ada yang DI (Disabilitas Intelektual) juga disini, bisa juga mahir menjahit, yang penting sabar," terang wanita 41 tahun ini.

“Jadi rekan disabilitas jangan rendah diri, ayo sama-sama belajar bersama di FKDB, nggak usah takut kecoblos dom (tertusuk jarum), wong dilindungi BPJS,” pesan Sri sembari bercanda.

Komitmen Perlindungan Pekerja

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved