Sulteng Hari Ini

Sosok Uthe Kabonga, Legenda Pengamen Palu dan Guru Gitar Abdee Slank

Frasa itu bermakna, saat Abdee Slank masih usia SMP di kota dermaga tua di Donggala, sekitar 49 km barat Kota Palu.

Penulis: Tamzil Thahir | Editor: Regina Goldie
TAMZIL/TRIBUNPALU.COM
Anugerah 'Uthe Kabonga' (62) di sebuah kafe di timur Kota Palu, Sulteng, Selasa (17/12/2024) siang. 

Dia juga beberapa kali ikut event seni budaya di ibukota, Makassar dan Sulteng, jadi konfirmasi jiwa seninya.

Dia selalu menjiwai musik lantunanya.

"Prinsipnya, semua yang dari hati akan masuk ke hati." ujarnya.
Kerelawanan Uthe Labonga juga terlihat saat trilogi bencana Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), 28 September 2018 lalu.

Baca juga: TKD Sulteng 2025 Capai Rp 18,74 Triliun dan DIPA Sulteng 2025 Rp 6,6 Triliun

Dialah yang mememobilsasi evakuasi warga kampungnya di Kabonga dan Tanjung Karang, Kota Donggala, untuk naik ke perbukitan Bale, Banawa.
"Sekitar jam 3 sore di Pantai Donggala saya lihat bulu babi (Diadema setosum) sebesar anak balita, durinya sebesar ibu jari saya, itu tidak pernah ada di Donggala," kenangnya.

Usai guncangan gempa 7,1 magnitude, Uthe lalu naik ke kawasan Gunung Bale, kompleks perkantoran pemda Donggala.

"Saya sudah lihat, garis hitam di pantai. Saya lalu turun ke Kabonga, teriak-teriak ayoo naik semua ke gunung. Tsunami akan datang," ungkap Uthe.

Dan, benar, jelang azan Magrib, gelombang tsunami setinggi 6 meter datang menggulung kawasan pemukiman di Teluk Palu.

Sebagian besar warga kampungnya, selamat dari terjangan bencana paling parah di Indonesia itu.

Sehat, amanat, dan tetap bersahabat selalu Om Uthe Kabonga. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved