Haji 2025

Apa Itu MERS-CoV? Wabah Pernapasan yang Mengintai Jemaah Haji 2025 di Tanah Suci

Yang mengkhawatirkan, enam dari sembilan kasus tersebut merupakan tenaga kesehatan yang tertular dari pasien yang sedang mereka rawat.

Editor: Fadhila Amalia
TRIBUNNEWS/BIAN HARNANSA
Kementerian Kesehatan RI mengimbau kepada seluruh jemaah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Middle East Resporatory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). 

TRIBUNPALU.COM - Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini mengimbau kepada seluruh Jemaah Haji untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit Middle East Resporatory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Imbauan ini dikeluarkan menyusul laporan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi tentang adanya sembilan kasus positif MERS-CoV yang terkonfirmasi pada periode 1 Maret hingga 21 April 2025.

Baca juga: Modus Baru Haji Ilegal 2025: 300 WNI Gunakan Visa Kerja dan Ziarah

Mengutip dari laman resmi Kemkes RI, dari jumlah tersebut, delapan kasus ditemukan di Riyadh dan satu kasus di Hail, dua di antaranya meninggal dunia. 

Yang mengkhawatirkan, enam dari sembilan kasus tersebut merupakan tenaga kesehatan yang tertular dari pasien yang sedang mereka rawat.

Ini menunjukkan adanya infeksi nosokomial, yakni penularan di lingkungan fasilitas kesehatan.

Meski jumlah kasus MERS-CoV saat ini terbilang rendah dan terkendali di Arab Saudi, kondisi padatnya aktivitas jemaah di Tanah Suci membuat potensi penyebaran penyakit tetap ada. 

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr. Mohammad Imran.

“Kami mengimbau jemaah untuk waspada, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan segera melaporkan jika mengalami gejala pernapasan seperti demam, batuk, atau sesak napas,” ujar Imran di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Baca juga: Usaha Kagama Damaikan Roy Suryo Cs dan Jokowi Gagal, Proses Hukum tetap Berjalan

Lalu Apa Itu MERS-CoV?
 
Mengutip dari www.cdc.gov, MERS-CoV adalah virus corona penyebab penyakit pernapasan serius yang dikenal sebagai Middle East Respiratory Syndrome atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah. 

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012 di Arab Saudi

Berbeda dengan COVID-19, penularan MERS-CoV ke manusia terutama berasal dari hewan, khususnya unta dromedaris (unta berpunuk satu).

Meski penularan antar-manusia juga dapat terjadi, terutama di lingkungan rumah sakit atau rumah tangga.

Gejala infeksi MERS biasanya muncul 2 hingga 14 hari setelah paparan virus.

Gejala umum yang dikeluhkan meliputi:

Demam
Batuk
Sesak napas
Beberapa pasien juga melaporkan gejala lain seperti diare, mual, dan muntah.

Dalam kasus yang parah, penyakit ini bisa menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, hingga kematian.

Menurut data WHO, sekitar 30–40 persen kasus MERS yang terlaporkan berujung pada kematian, terutama pada pasien yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, paru-paru kronis, ginjal, atau kanker.

Cara Penularan MERS-CoV
MERS-CoV menyebar melalui:

Kontak langsung dengan unta yang terinfeksi, termasuk menyentuh, merawat, atau meminum susu mentahnya.
Droplet pernapasan saat seseorang batuk atau bersin.
Penularan di fasilitas layanan kesehatan atau di rumah tangga akibat kontak dekat dengan penderita.
Wabah besar MERS-CoV pernah terjadi di luar Arab Saudi, seperti pada tahun 2015 di Korea Selatan, akibat pelancong yang baru kembali dari wilayah Timur Tengah dan menyebarkan virus di rumah sakit tempat ia dirawat.

Baca juga: Luna Maya Ungkap Bakal Gelar Resepsi di Jakarta, Kapasitasnya Lebih Besar

Langkah Pencegahan bagi Jemaah Haji

Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk MERS-CoV

Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah paling penting.

Berikut langkah-langkah yang disarankan WHO dan Kemenkes:

Hindari kontak langsung dengan unta, termasuk berfoto atau memberi makan.
Jangan mengonsumsi susu unta mentah, air seni unta, atau daging unta yang tidak dimasak matang.
Cuci tangan secara rutin, terutama sebelum dan sesudah beraktivitas.
Gunakan masker saat berada di tempat keramaian.
Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.
Segera melapor ke petugas kesehatan jika mengalami gejala demam, batuk, atau sesak napas.
KKHI di Makkah dan Madinah selalu siaga untuk memberikan pelayanan medis cepat bagi jemaah yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut terkait gejala infeksi pernapasan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved