3 Wilayahnya Diserang Amerika Serikat, Wamenlu Iran: Malapetaka Bagi Seluruh Kawasan

Trump belum memastikan apakah Militer AS akan terlibat langsung dalam serangan ofensif ke fasilitas nuklir Iran. 

Editor: mahyuddin
Kredit foto: tangkapan layar video RTX
JET SILUMAN AS - Jet tempur Lockheed Martin F-35 Lightning II, salah satu jet tempur siluman paling canggih di dunia, milik Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikan Donald Trump mengumumkan penyerangan terhadap situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan Serangan Amerika Serika itu diluncurkan Sabtu (21/6/2025). 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Amerika Serikan Donald Trump mengumumkan penyerangan terhadap situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan

Serangan Amerika Serika itu diluncurkan Sabtu (21/6/2025).

Trump mengatakan semua pesawat kini telah berada di luar wilayah udara Iran.

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat kini dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada para Pejuang Amerika yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang bisa melakukan ini. SEKARANG ADALAH WAKTUNYA UNTUK DAMAI! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap hal ini,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social.

Ini merupakan keputusan terbaru Donald Trump.

Sebelumnya, Donald Trump dikabarkan tengah menimbang keputusan penting yang dapat mengubah arah konflik Timur Tengah.

Baca juga: Trump: Israel Tak Mampu Serang Fasilitas Nuklir Bawah Tanah Iran Tanpa Bantuan AS

Trump belum memastikan apakah Militer AS akan terlibat langsung dalam serangan ofensif ke fasilitas nuklir Iran

Pertemuan darurat bersama tim keamanan nasional di Gedung Putih digelar pada Sabtu (21/6/2025), di tengah eskalasi konflik Iran-Israel yang makin membara.

Dikutip dari CNN, dua pejabat Gedung Putih menyebut Trump masih menginginkan solusi diplomatik sebagai jalan utama.

Namun, upaya damai hanya akan dilakukan jika Iran bersedia membuka ruang negosiasi dan menyetujui penghentian penuh pengayaan uranium.

Hingga saat ini, Iran masih menolak syarat utama tersebut.

“Presiden memberi dirinya waktu dua minggu sejak Kamis untuk mengambil keputusan akhir,” kata seorang sumber Gedung Putih. Jika perundingan gagal, operasi militer akan menjadi opsi berikutnya.

Respons Keras Iran

Wakil Menteri Luar Negeri Saeed Khatibzadeh memperingatkan bahwa keterlibatan langsung AS dalam konflik Iran-Israel hanya akan memperburuk keadaan.

Dalam wawancara dengan BBC, ia menyebut intervensi AS sebagai “malapetaka bagi seluruh kawasan”.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved