Projo Klaim Dukungan ke Prabowo Atas Arahan Jokowi, Bantah Adanya Keretakan

Absennya Joko Widodo (Jokowi) dalam kongres III Projo menimbulkan tanda tanya.

Editor: Lisna Ali
istimewa
PROJO DUKUNG PRABOWO - Absennya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kongres III Projo menimbulkan tanda tanya. 

TRIBUNPALU.COM - Absennya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kongres III Projo menimbulkan tanda tanya.

Sebelumnya, kongres III Projo digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Sabtu (1/11/2025).

Dalam acara itu Jokowi tidak hadir secara langsung selaku Dewan Penasihat Projo.

Selain itu, sorotan juga tertuju pada arah politik Projo yang beralih mendukung Presiden Prabowo Subianto.

Mengenai ketidakhadiran, Jokowi disebut tengah sakit dan dilarang dokter menghadiri keramaian.

Oleh karena itu, pidato Jokowi tetap diputar lewat layar LED di panggung utama kongres.

Sekjen Projo, Handoko, menepis anggapan bahwa absennya Jokowi menandakan keretakan hubungan.

“Enggak ada keretakan. Pak Jokowi tetap kasih pidato meski lewat video. Minggu lalu juga kami diterima di Solo,” ujarnya.

Handoko menegaskan bahwa dukungan Projo kepada Prabowo Subianto lahir dari arahan Jokowi sendiri.

Baca juga: Projo Masuki Era Baru, Ubah Logo Tanpa Wajah Jokowi, Mantap Gabung Partai Gerindra

Dukungan tersebut juga diklaim sejalan dengan hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Projo menjelang Pilpres 2024.

"Ya gimana, kan kita pendukungnya Pak Jokowi. Dan arahan beliau memang untuk mendukung Pak Prabowo," katanya.

Handoko menyebut mayoritas anggota Projo memang menyuarakan dukungan untuk pasangan Prabowo–Gibran.

“Hasil Musra jelas, aspirasi bawah mendukung Prabowo. Itu prosesnya panjang, banyak nama muncul, tapi akhirnya mengerucut ke Prabowo,” tambahnya.

Projo Ubah Logo

Sementara itu, Ketua Umum Budi Arie Setiadi mengatakan kongres kali ini menandai transformasi simbolik Projo.

Ia mengumumkan rencana perubahan logo Projo yang sebelumnya menampilkan wajah Jokowi.

Logo yang selama ini melekat itu akan ditanggalkan.

Perubahan logo dimaksudkan karena logo lama terkesan kultus individu.

“Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Projo bukan lagi Pro Jokowi, tapi Projo sebagai rakyat dan negeri,” kata Budi.

Handoko menambahkan, perubahan logo bukan arahan dari Jokowi.

Ini adalah keputusan internal agar organisasi tidak lagi berorientasi pada satu sosok.

Baca juga: Vidi Aldiano Putuskan Rehat dari Dunia Hiburan, Fokus Kesehatan dan Siapkan Album Baru

"Pak Jokowi sudah tidak Presiden. Sekarang Presiden Pak Prabowo. Jadi simbolnya harus rakyat, bukan orang," kata Handoko.

Sinyal dukungan ke Gerindra makin kuat dengan hadirnya Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Dasco menegaskan kehadirannya murni sebagai sahabat Projo yang diundang.

“Saya datang memenuhi undangan sahabat Projo. Acara ini meriah sekali, anggotanya antusias,” ujarnya.

Dasco menyebut partainya selalu terbuka untuk menerima gelombang besar dari mana pun.

“Kalau Gerindra siap menerima gelombang besar dari mana pun. Aspirasi tentu akan kita pertimbangkan,” katanya.

Ketua DPP Projo, Bonar mengatakan sejak awal pencalonan Prabowo–Gibran, Projo sudah mantap mendukung.

“Kita ormas pertama yang mempelopori dukungan ke Pak Prabowo. Itu arahan Pak Jokowi dari awal,” ungkap Bonar.

Ia juga menegaskan, nama Projo sejak awal tidak dimaksudkan sebagai akronim dari Pro Jokowi.

“Memang dulu cocok disebut Pro Jokowi, tapi sebenarnya kata Projo itu umum. Sekarang kita tegaskan maknanya: negeri dan rakyat,” pungkasnya.(*)

Artikel telah tayang di Warta Kota

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved