Dugaan Kasus Kekerasan Santri di Parimo
UPTD PPA Parigi Moutong Tunggu Hasil Penyidikan Kasus Dugaan Bullying Santri yang Meninggal
Hal itu berkaitan dengan kasus dugaan bullying seorang santri di salah satu pondok pesantren yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUNPALU.COM, PARIMO – UPTD Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas DP3AP2KB Parigi Moutong masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.
Hal itu berkaitan dengan dugaan kasus bullying seorang santri di salah satu Pondok Pesantren yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kepala UPTD PPA Parimo, Saifuddin Jemi Roslan, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Sulawesi Tengah dan UPTD PPA Provinsi.
Baca juga: Masuk Triwulan IV, Wabup Banggai Ingatkan Soal Realisasi Anggaran
“Kami sudah dihubungi oleh pihak Polda, sebenarnya janjiannya kemarin, hanya saja mereka masih melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang memeriksa korban di rumah sakit Tinombo,” ujarnya, jumat (17/10/2025).
Menurut Saifuddin, kasus tersebut tidak dilaporkan melalui UPTD PPA kabupaten, melainkan langsung ke UPTD PPA Provinsi Sulawesi Tengah.
“Kasus ini bukan rujukan dari kami. Kami hanya mendampingi tim provinsi karena kejadiannya ada di wilayah kita dan dilaporkan di provinsi,” jelasnya.
Ia menyebut, sejak awal kasus ini ditangani di tingkat provinsi, termasuk saat pelaksanaan otopsi korban.
“Waktu otopsi, keluarga korban juga didampingi langsung oleh tim dari provinsi,” tambahnya.
Baca juga: Aditya Zoni Syok Ngaku Tak Diberi Tahu Soal Pemindahan Ammar ke Lapas Nusakambangan
Saifuddin mengungkapkan, laporan tersebut kemudian diteruskan oleh UPTD Provinsi ke Polda Sulawesi Tengah untuk proses hukum lebih lanjut.
“Informasi dari provinsi, kejadian ini dilaporkan ke Polda, jadi teman-teman UPTD provinsi yang mendampingi,” katanya.
Karena lokasi kejadian berada di Parigi Moutong, tim kabupaten hanya diminta membantu sebagai perpanjangan tangan dari provinsi.
“Pada saat mereka mau ke lokasi, kami diminta mendampingi sebagai perpanjangan tangan provinsi,” jelasnya.
Ia menegaskan, pihaknya saat ini memilih menunggu hasil penyelidikan dan hasil otopsi dari kepolisian sebelum mengambil langkah pendampingan lebih lanjut.
Baca juga: Promo Spesial Hari Listrik Nasional ke-80, Tambah Daya Listrik Diskon 50 Persen
“Saya sudah bicara dengan pihak Polda kemarin, bahwa kami menunggu hasil otopsi. Kalau memang fix dinyatakan kasusnya bullying, dan pelakunya anak, maka kami akan tetap dampingi,” tegasnya.
Menurutnya, tim Polda kini masih berupaya mengungkap siapa sebenarnya pelaku yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
“Karena sampai sekarang polisi masih mencari siapa sebenarnya pelakunya. Makanya dokter juga diperiksa semua,” ujarnya.
Saifuddin menyebut, pihaknya tetap berpegang pada prinsip bahwa setiap anak, baik korban maupun pelaku, berhak mendapatkan perlindungan.
“Baik pelaku maupun korban, asalkan itu anak di bawah umur, tetap akan kami dampingi,” tandasnya.
Ia menambahkan, pendampingan baru bisa dilakukan setelah kepolisian menetapkan secara resmi siapa pelaku dan status hukumnya.
Baca juga: Sidak Pasar Inpres dan Masomba Palu, Wagub Sulteng: Beras Turun, Telur dan Ayam Potong Naik
“Kalau mereka sudah katakan pelakunya anak, dalam hal ini teman-teman korban, kita akan berangkat ke sana untuk mendampingi,” katanya.
Saifuddin memastikan bahwa sejauh ini UPTD PPA Parigi Moutong terus berkoordinasi dengan pihak provinsi untuk memantau perkembangan penyelidikan.
“Kami tetap komunikasi dengan provinsi, sambil menunggu hasil penyelidikan dari Polda,” tambahnya.
Ia berharap proses hukum berjalan transparan dan dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban.
“Korban sudah meninggal, jadi tinggal ranah polisi yang mengungkap penyebab pastinya,” pungkasnya.(*)
Kabupaten Parigi Moutong
Sulawesi Tengah
Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)
Dinas DP3AP2KB Parigi Moutong
dugaan kasus bullying
Pondok Pesantren
UPTD PPA
Saifuddin Jemi Roslan
Saifuddin
| UPTD PPA Parimo Akan Beri Penguatan Psikologis bagi Santri di Ponpes Tempat Korban Belajar |
|
|---|
| Anggota DPRD Parimo Minta Pengawasan Ketat di Ponpes Pasca Kasus Bullying Santri Meninggal |
|
|---|
| Kasus Bullying Santri, DPRD Parimo Desak Pemda Bertindak Cepat dan Profesional |
|
|---|
| Santri Meninggal di RS Parimo, Ponpes Pertanyakan Keberadaan Korban Sebelum Dirujuk |
|
|---|
| Diduga Alami Kekerasan, Santri di Parimo Meninggal Dunia: Keluarga Laporkan ke Polda Sulteng |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.