Parigi Moutong Hari Ini

Satgas Ungkap Identitas Pelaku Bom Ikan yang Kerap Beraksi di Torue Parigi Moutong

Idrus menyebut, informasi tersebut diperoleh dari laporan anggota Satgas yang memantau aktivitas perikanan di wilayah pesisir.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
FAAIZ / TRIBUNPALU.COM
Satgas Penegakan Hukum Lingkungan Kabupaten Parigi Moutong mengungkap keberadaan dua pelaku bom ikan di wilayah Kecamatan Torue. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIGI MOUTONG - Satgas Penegakan Hukum Lingkungan Kabupaten Parigi Moutong mengungkap keberadaan dua pelaku bom ikan di wilayah Kecamatan Torue.

Kedua pelaku diketahui berasal dari Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Mereka diduga sering melakukan pemboman ikan di perairan Torue.

“Di Kelurahan Bantaya itu ada dua oknum pelaku bom ikan. Mereka beraksi di seputaran Torue,” kata Sekretaris Satgas Penegakan Hukum Lingkungan, Muhammad Idrus, di ruang rapat bupati baru-baru ini.

Baca juga: Polda Sulteng Masih Selidiki Kasus Kematian Afif Siraja, Ini Kata Kombes Djoko Tjahjono

Idrus menyebut, informasi tersebut diperoleh dari laporan anggota Satgas yang memantau aktivitas perikanan di wilayah pesisir.

Menurutnya, identitas kedua pelaku sudah dikantongi dan akan ditelusuri lebih jauh untuk memastikan keterlibatannya.

“Mungkin ke depan kalau ada bukti kuat, segera kami lakukan penindakan,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, Bupati Parigi Moutong Erwin Burase menyoroti maraknya praktik penangkapan ikan menggunakan bom di Teluk Tomini.

Baca juga: Polda Sulteng Gelar Konpres Terkait Kasus Kematian Afif Siraja

Ia menyebut aktivitas tersebut masih sering terjadi dan berdampak serius terhadap ekosistem laut daerah itu.

“Satu dua orang pelaku bisa merusak wilayah yang luas. Yang rugi kita juga, masyarakat kita sendiri,” tegasnya.

Erwin menilai praktik tersebut menjadi penyebab utama menurunnya hasil tangkapan nelayan di sejumlah wilayah pesisir.

“Sering saya tanya nelayan di Ongka dan Mepanga, kenapa tidak melaut lagi. Mereka bilang susah, habis di ongkos, ikan sudah jarang,” ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved