Kantor Desa Torue Disegel Warga

Demo di Torue Parimo, Massa Minta Kasus Intimidasi dan Dugaan Balas Dendam Politik Ditindak

Menurut Rival, ia hadir bukan sebagai provokator, melainkan atas permintaan masyarakat yang merasa terintimidasi oleh kebijakan pemerintah desa.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
FAAIZ / TRIBUNPALU.COM
Koordinator aksi warga Torue, Rival Tajwid, mendesak aparat hukum menindak dugaan intimidasi dan balas dendam politik di Desa Torue, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

“Kasihan ibu-ibu mantan bendahara desa diintimidasi. Bantuan rumah huntap pascabencana dicabut. Itu pernyataan dari pemerintah desa sendiri,” katanya.

Menurutnya, peristiwa tersebut menjadi alasan masyarakat turun ke jalan menuntut keadilan dan pemeriksaan terhadap kebijakan desa.

Ia menegaskan, masyarakat memiliki bukti dan saksi atas kejadian intimidasi tersebut yang dapat diperiksa oleh aparat penegak hukum.

“Ada saksi. Itu alat bukti di Desa Torue. Maka aparat hukum harus segera menyelidikinya,” tegas Rival.

Baca juga: Identitas dan Peran 4 Tersangka TPPO Bilqis, Dijual Mulai Rp3 Juta Hingga Laku Rp80 Juta di Jambi

Ia meminta agar kasus di Desa Torue tidak diabaikan karena menyangkut uang negara dan kepercayaan publik terhadap pemerintahan desa.

Rival berharap pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan penyalahgunaan kewenangan dan intimidasi yang dilaporkan masyarakat.

“Saya meminta aparat hukum segera menindaklanjuti dan menyelidiki apa yang terjadi di Desa Torue,” ucapnya.

Ia mengingatkan bahwa jabatan kepala desa dan perangkat desa bersumber dari keuangan negara, bukan hak pribadi yang bisa digunakan sewenang-wenang.

“Jabatan kepala desa menggunakan uang negara, bukan pribadi. Maka harus diawasi dan dijalankan dengan transparan,” ujar Rival.

Baca juga: Furqanuddin Masulili Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Banggai

Ia juga menyinggung peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang seharusnya mengawasi penggunaan anggaran, bukan bekerja sama menutup pelanggaran.

Rival menegaskan bahwa aksi yang dilakukan hari ini merupakan gerakan damai tanpa provokasi, sebagai bentuk aspirasi murni masyarakat Torue.

"Ini gerakan cinta damai. Tidak ada provokasi. Semua karena hati nurani,” ucapnya.

Ia menambahkan, warga Torue tidak ingin lagi diadu domba dan berharap semua pihak menjaga persatuan demi kebaikan bersama.

“Desa Torue tidak boleh dipecah-belah hanya karena kepentingan pribadi atau politik,” pungkasnya.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved