Buol Hari Ini

Wakil Bupati Buol Soroti Potensi IKM dan Pengolahan Bahan Baku Lokal

Namun hingga saat ini, banyak sentra IKM di daerah masih belum berfungsi optimal.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Pemerintah Kabupaten Buol melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerja sama dengan Dinas PUPR Kabupaten Buol menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema Kelembagaan Pengelola Sentra dan Proses Bisnis Sentra IKM. 

Wakil Bupati Buol, Moh Nasir Dj Daimaroto, dalam sambutannya menekankan bahwa IKM merupakan sektor strategis yang mampu menyerap tenaga kerja dan menjaga perekonomian lokal di tengah ketidakpastian global.

Beliau menguraikan sejumlah potensi bahan baku unggulan Buol yang selama ini masih dijual dalam bentuk mentah ke luar daerah, seperti sagu, pisang, kelapa, garam, buah-buahan, dan hasil perikanan.

“Sagu Buol setiap minggu dikirim hingga ke Surabaya dan Bali, tetapi sebagian besar masih dalam bentuk mentah. Begitu juga pisang sepatu yang sangat berkualitas, justru diolah menjadi keripik di daerah lain,” tegasnya.

Baca juga: Ranperbup Keuangan Poso Dibahas, Kemenkum Sulteng Tekankan Transparansi Pengelolaan Anggaran

Wabup juga menyoroti bahwa melimpahnya kelapa belum diikuti oleh industrialisasi produk turunannya. Hal ini menunjukkan bahwa Buol masih berada pada tahap pemasok bahan baku, bukan sebagai pusat pengolahan. 

“FGD ini sangat penting agar kita bisa bergerak dari penyedia bahan baku menjadi pusat industri yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain persoalan kelembagaan, Wabup Nasir juga mencatat sejumlah permasalahan teknis yang harus segera diperbaiki.

Aspek seperti Dokumen UKL-UPL yang belum lengkap, standar teknis bangunan yang belum terpenuhi, ketersediaan fasilitas pendukung seperti sanitasi dan pendingin ruangan, hingga penguatan manajemen dan pendampingan, menjadi prioritas.

Baca juga: Ipda Reza Wakili Polda Sulteng di Kursus Instruktur Wasit PSSI, Bukti Personel Berprestasi

Ia memberikan contoh bahwa beberapa sentra seperti nata de coco, garam, dan gula aren sudah berjalan, tetapi masih membutuhkan peningkatan kualitas pengemasan dan standarisasi agar dapat masuk ke pasar retail modern.

Wabup mengakhiri sambutannya dengan harapan agar FGD ini menghasilkan rekomendasi yang konkret, seperti: penguatan kelembagaan sentra, perbaikan infrastruktur pendukung, peningkatan kapasitas SDM, integrasi program pusat–provinsi–daerah, dan dan penyusunan proses bisnis yang berkelanjutan.

“Kami ingin Buol bukan hanya penghasil bahan mentah, tetapi menjadi pusat pengolahan yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved