Virus Corona
Hati-hati! Beredar Masker Palsu, Punya Potensi Tinggi Tularkan Virus Corona, Ini Rekomendasi WHO
Tetapi harus tetap berhati-hati saat membeli dan memakai masker. Saat ini tengah beredar masker medis palsu di pasaran.
Masker kain harus dicuci setelah digunakan dan dapat dipakai berkali-kali.
Bahan yang biasa digunakan untuk Masker kain adalah bahan kain katun, scarf, dan sebagainya.
2. Masker Bedah 2 Ply atau Surgical Mask 2 Ply
Masker bedah 2 Ply atau urgical Mask 2 Ply ini hanya terdiri dari 2 lapisan (layers), yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter.
Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah, maka tipe Masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet atau percikan dari mulut dan hidug pemakai saat batuk atau bersin.
Masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu atau influenza.
Yang disertai dengan batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan.
3. Masker Bedah 3 Ply atau Surgical Mask 3 Ply
Masker bedah memiliki tiga lapisan (layers) atau Masker bedah ini efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin.
Masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukkan gejala-gejala flu atau influenza, yakni batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan.
Masker ini juga bisa digunakan oleh tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.
Berdasarkan rekomendasi WHO, Masker seperti ini harus digunakan oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas, atau mereka yang memiliki kondisi penyakit mendasar.
Masker medis harus digunakan oleh orang yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 di rumah, atau orang yang berada di ruangan yang sama.
4. Masker N95
Masker N95 dalam kelompok Masker Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai (disposable).
Masker ini memiliki kelebihan tidak hanya melindungi pemakai dari paparan cairan dengan ukuran droplet, tapi juga cairan hingga berukuran aerosol.
Kelompok Masker ini direkomendasikan terutama untuk tenaga kesehatan yang harus kontak erat langsung menangani kasus dengan tingkat infeksi tinggi, seperti pasien positif COVID-19.
Bahayanya Pakai Masker yang Bisa Digantung di Leher
Pemakaian Masker di masa pandemi COVID-19 memunculkan tren baru.
Penggunaan Masker bertali pengait agar bisa digantung di leher, kini sedang menjadi tren.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting SpP (K) FCCP, tidak menganjurkan penggunaan Masker bertali gantung tersebut.
Alasannya, tali berpotensi menjadi tempat penyebaran COVID-19.
Ia menyarankan agar Masker digunakan secara fit, agar hidung dan mulut tertutup penuh.
"Kalau kita turunkan Masker ke tali pengait itu, maka akan kena ke hijab kita, kena ke baju itu juga terkena."
"Maka bagian dalam Masker itu jangan sampai kontak dengan yang lain-lain, kecuali dengan anggota tubuh kita," ungkapnya, dikutip dari siaran BNPB, Selasa (23/2/2021).
Selain itu, kebiasaan menyentuh Masker yang diturunkan dan dinaikkan juga dapat berisiko tertular COVID-19.
Pastikan mencuci tangan sebelum maupun sesudah menyentuh Masker.
"Pastikan saat memegang Masker tangan bersih."
"Karena sisi luar Masker berfungsi menyaring droplet saat kita berbicara," jelasnya.
Alexander mengatakan, penggunaan Masker yang tepat dan benar memberikan perlindungan efektif agar tidak terpapar COVID-19.
Jika berada di rumah sakit atau akan berkunjung ke rumah, Masker N95 lebih disarankan untuk dipakai.
Sementara, jika berada di ruang publik, Masker medis dapat gunakan.
Kemudian, Masker kain disarankan digunakan ke tempat dengan interaksi yang sangat terbatas, misalnya bertani maupun ke peternakan.
"Kalau di rumah saja atau ke tempat yang cukup kita kenal baik penularannya, kita pakai Masker kain."
"Ini yang harus kita ingat, virus ada di mana-mana."
"Jadi bukan tidak boleh menggunakan Masker kain," paparnya.
(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini/TribunPalu.com)