Amankah Wanita Hamil Mengonsumsi Belimbing Wuluh? Simak Penjelasan Berikut Ini
Belimbing wuluh merupakan buah yang kerap dijumpai dalam keseharian masyarakat yang memiliki beberapa manfaat. Namun, amankah dikonsumsi ibu hamil?
Amankah Wanita Hamil Mengonsumsi Belimbing Wuluh? Simak Penjelasan Berikut Ini
TRIBUNPALU.COM - Belimbing wuluh merupakan buah yang kerap dijumpai dalam keseharian masyarakat.
Selain mudah ditemukan dan harganya murah, belimbing wuluh juga dikenal sebagai bumbu sekaligus penyedap masakan.
Hebatnya lagi, buah yang terkenal dengan rasa asamnya ini juga memiliki manfaat sebagai obat alami.
Buah ini dikemas dalam banyak vitamin termasuk A, C, dan E selain menjadi sumber yang kaya kalium, fosfor, kalsium, natrium, asam folat, dan serat.
Meskipun kaya akan vitamin, masih banyak orang yang bertanya-tanya apakah aman saat dimakan oleh orang hamil?
Berikut penjelasannya yang kami lansir dari laman Vaya.
Baca juga: 7 Manfaat Luar Biasa Belimbing Wuluh: Kendalikan Diabetes, Obati Alergi, hingga Hilangkan Jerawat
Baca juga: Di Balik Asam Belimbing Wuluh, Ini 6 Khasiat Belimbing Wuluh, Bisa Obati Sariawan hingga Diabetes
Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Rabu 23 Juni 2021: Aries Perlu Istirahat, Gemini Waspada Masalah Pencernaan
Manfaat Belimbing Wuluh untuk Kehamilan
Hal yang paling penting yang harus diingat saat hamil, harus selalu berkonsultasi dengan dokter terkait segala asupan yang masuk dalam tubuh.
Dokter akan menjadi pihak yang paling tepat untuk mengonsultasikan hal tersebut.
Untuk wanita hamil, belimbing wuluh memiliki beberapa manfaat yang harus Anda ketahui.
Namun sekali lagi jika ingin mengonsumsinya, Anda wajib berkonsultasi dengan dokter.

1. Meningkatkan daya tahan tubuh
Belimbing wuluh dapat berfungsi untuk melawan infeksi dalam tubuh dengan baik.
Maka dari itu buah asal Malaysia ini bisa membantu dalam memperbaiki sistem kekebalan alami.
Anda bisa mengonsumsinya secara langsung atau dengan diolah menjadi minuman jus.
Manfaat ini bisa Anda jumpai mellaui rasa masam yang ada dalam belimbing wuluh.
Baca juga: VIDEO: 7 Nakes RSUD Madani Palu Positif Covid-19, Pelayanan Kesehatan Dihentikan Sementara
Baca juga: Tips Kesehatan: Aturan 20-20-20 Untuk Mata yang Lebih Sehat saat Menatap Layar Komputer
Baca juga: Tips Kesehatan: Manfaat Mengonsumsi Telur Rebus, Gizi yang Cukup hingga Bisa Kurangi Risiko Katarak
2. Mengatasi sembelit
Dalam artikel Vaya yang dipublikasi pada 29 April 2019 tersebut dikatakan, wanita hamil kerap dijumpai masalah sembelit.
Setelah kami telusuri lebih dalam, ternyata perubahan hormon pada wanita hamil yang menyebabkan gangguan pencernaan ini.
Dilansir dari laman Serambinews, selama masa kehamilah telah terjadi peningkatan hormon progesteron.
Hormon ini bisa menyebabkan otot-otot tubuh menjadi rileks, termasuk otot pada usus pencernaan.
Yang harus diwaspadai, para ahli menyarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mencoba mengobati gangguan pencernaan apa pun dengan menggunakan belimbing wuluh.
3. Meningkatkan pertumbuhan bayi
Selain berguna untuk mengatasi sembelit dan kekebalan tubuh, belimbing wuluh juga memiliki manfaat untuk perkembangan bayi.
Sudah barang tentu pertumbuhan dna perkembangan bayi menjadi prioritas utama ibu hamil.
Untuk membantunya tetap terus bertumbuh dan berkembang, kandungan vitamin dari belimbing wuluh bisa dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu belimbing wuluh yang kaya akan vitamin A bisa membantu kesehatan mata Anda semasa kehamilan.

Baca juga: Tips Kesehatan: Obati Perut Kembung dengan 5 Cara Mudah Berikut Ini
Baca juga: Tips Kesehatan: Redakan Sariawan dengan 10 Cara Mudah Berikut Ini
Baca juga: Tips Kesehatan: Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata dari Paparan Layar Komputer
Risiko Mengonsumsi Belimbing Wuluh untuk Kehamilan
Meskipun memiliki banyak manfaat untuk kehamilan, belimbing wuluh juga mempunyai risiko yang harus diwaspadai.
Terutama bagi Anda yang sedang hamil dan memiliki riwayat penyakit ginjal.
Dilansir dari laman Kompas Health, telah terjadi beberapa kasus gagal ginjal akut pernah dilaporkan oleh orang-orang yang mengalami sakit ginjal.
Pada tahun 2006, kasus yang dilaporkan dipublikasikan dalam Journal of Nephrology, seorang pasien dengan penyakit ginjal kronis, tubuhnya mengalami reaksi buruk setelah makan belimbing, menyebabkan penurunan fungsi ginjal dan kerusakan ginjal permanen.
Kasus serupa juga dilaporkan di Hong Kong Medical Journal pada tahun 2009, seorang wanita berusia 76 tahun dengan penyakit ginjal kronis dirawat di Rumah Sakit dalam keadaan jantung berdetak cepat setelah makan dua buah belimbing.
Dari kasus-kasus tersebut, disimpulkan bahwa buah belimbing tak boleh dikonsumsi dalam jumlah banyak, terutama oleh mereka yang memiliki riwayat sakit ginjal.
Baca juga: Tips Kesehatan Ala BPOM, Berikut Cara Memastikan Makan Tanpa Bahan Berbahaya
Baca juga: Tips Kesehatan: Jenis Makanan yang Baik Dikonsumsi dan Harus Dihindari Penderita Maag, Apa Saja?
Baca juga: Hindari Obesitas dengan Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran, Ikuti Tips Kesehatan Berikut Ini
Karena bisa menyebabkan keracunan, apalagi jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong.
Gejala umum keracunan belimbing diantaranya cegukan, muntah, lemas, insomnia, kejang-kejang hingga hipotensi.
Keracunan buah belimbing disebabkan karena kandungan asam oksalat yang tinggi.
Pada orang sakit ginjal, asam oksalat akan terakumulasi alias tidak terbuang bersama air kencing.
Sehingga, konsentrasinya makin tinggi dan menyebabkan keracunan.
(TribunPalu.com/Hakim)