Bagaimana Cara Merespon Teman yang Bercerita Tentang Kesehatan Mentalnya? Simak Jawaban Psikolog

Kesehatan mental menjadi masalah yang penting untuk seseorang jika memiliki gangguan. Sehingga sebagai teman, kamu harus memahaminya.

Editor: Imam Saputro
Antonio Guillem
FOTO ILUSTRASI: Cara merespon seorang teman yang sedang menceritakan tentang kesehatan mentalnya. 

Bagaimana Cara Merespon Teman yang Bercerita Tentang Kesehatan Mentalnya? Simak Jawaban Psikolog Ini

TRIBUNPALU.COM - Kesehatan mental menjadi masalah yang penting untuk semua orang.

Bagaimana ketika ada temab sedang bercerita tentang kesehatan mentalnya, apa sikap kita?

jangan sampai kamu malah membuatnya down dan tak bersemangat lagi.

Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat saat kondisi batinnya terasa tentram dan tenang.

Sehingga bisa merasakan nikmatnya beraktivitas sehari-hari tanpa ada paksaan dan tekanan.

Seseorang bermental sehat juga bisa memanfaatkan kemampuan serta potensinya untuk menghadapi segala rintangan dalam hidup.

Namun jika kesehatan mental seseorang terganggu, maka kemampuan berpikir dan mengendalikan emosinya akan mengarah ke perbuatan negatif.

Jadi sebagai seorang teman, kamu wajib menghiburnya agar kondisi mentalnya segera membaik lagi.

Baca juga: Ketahui Apa Itu Body Shaming, Simak Pengertian dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental

Baca juga: Cara Menghadapi Masa Quarter Life Crisis dengan Sehat, Baik Secara Fisik Maupun Mental

Baca juga: Usai Dibabat Vietnam 0-4, Shin Tae-Yong Fokus Perbaiki Mental Pemain Jelang Laga Terakhir Lawan UEA

Psikolog Analisa Widyaningrum menyoroti soal depresi dan gangguan mental melalui tayangan YouTubenya, Analisa Channel.
Psikolog Analisa Widyaningrum menyoroti soal depresi dan gangguan mental melalui tayangan YouTubenya, Analisa Channel. (instagram.com/analisa.widyaningrum)

Jika kamu masih mengalami kebingungan tentang cara merespon seseorang yang sedang menceritakan kesehatan mentalnya, kami ada informasi untuk kamu.

Dalam tulisan yang diunggah Psikolog Analisa Widyaningrum di laman Instagramnya pada Senin (4/4/2021), ia memberikan tips saat ada seseorang teman yang sedang mengungkapkan kondisi kesehatan mentalnya.

1. Mengapresiasi Keberanian

Pertama, harus mengapresiasi keberanian orang tersebut.

Stigma terkait kesehatan mental merupakan penyebab seseorang enggan mengungkapkan kondisi mental yang sesungguhnya.

Bahkan tak jarang ditertawakan atau justru malah dibilang gila.

Padahal gangguan mental sangat lazim dialami oleh manusia.

Sehingga diperlukan apresiasi kepada mereka yang sudah mau berbagi dan bercerita tentang kondisi mentalnya.

"Itu adalah hal utama dan paling utama yang mudah untuk kita lakukan," ungkap Analisa Widyaningrum.

Baca juga: VIDEO: Pemkot Palu Luncurkan Program Membangun Ketangguhan Kesehatan Mental Masyarakat Bencana

Baca juga: Tak Hanya Melatih Fisik, Pelatih Persib Robert Alberts Juga Fokus Tingkatkan Mental Pemainnya

Baca juga: BKKBN Sulteng Canangkan Program Revolusi Mental Berbasis Keluarga

2. Berempati

Kedua, pemberian empati yang diucapkan dengan kalimat-kalimat dukungan dan perhatian atas apa yang mereka rasakan.

Analisa menyarankan jika tidak bisa menanggapi curahan hati mereka, lebih baik mendengarkan saja.

Menjadi pendengar yang baik akan menimbulkan rasa 'diperhatikan' pada diri seorang mental health survivor.

"Sentuhan-sentuhan hangat lain juga bisa kita berikan, ini menunjukkan kalau kita peduli padanya," kata Analisa.

3. Menurunkan Ego

Ketiga, bisa menahan emosi saat mendengarkan keluhan mereka.

Analisa menjelaskan apabila sedang dicurhati seseorang, maka rasa gatal ingin berkomentar akan menghampiri.

Terlebih jika apa yang mereka hadapi tidak seberat beban yang dimiliki pendengar.

"Pasti ada rasa mau komentarin, 'kamu nggak seberapa, coba si XXX lebih parah dari kamu'," ujarnya saat memberi contoh.

Analisa membenarkan jika kadar kesulitan setiap orang memang berbeda-beda.

Sehingga, ia mengimbau untuk tidak saling membandingkan satu sama lain.

"Karena hal itu akan membuatnya semakin terpuruk. Sejatinya mereka cuma butuh dipahami," tulis Analisa dalam microblognya.

Mental health: Skizofrenia
Mental health: Skizofrenia (freepik)

Baca juga: Apa Itu Depresi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Berikut Penjelasan Psikolog Analis Widyaningrum

Baca juga: Dampak Psikologis Pertanyaan Kapan Nikah Menurut Ustaz dan Psikolog

Baca juga: Kondisi Psikologis Seseorang saat Ditanya Kapan Nikah? Psikolog: Bisa Menimbulkan Stress

4. Menawarkan Bantuan

Kemudian yang terakhir adalah menawarkan bantuan.

"So, apa yang bisa aku bantu?" contoh Analisa kepada para pembaca.

Apabila tidka bisa membantu mereka untuk mendapatkan jawaban atas masalah-masalahnya, maka mempertemukannya dengan orang yang tepat bisa jadi bantuan.

Analisa mengimbau untuk pelan-pelan mengedukasi kepada orang lain terkait kesehehatan mental.

"Stop judging, start supporting," pungkas Analisa.

Ia mengatakan jika kesehatan mental itu nyata adanya, dan bisa ditangani oleh profesional.

Sehingga diperlukan dukungan terhadap para mental disorder survivor.

Baca juga: Psikolog Ungkap Curhatan Betrand Peto saat Dituding Cuma Dimanfaatkan Ruben: Onyo Anak Kuat

Baca juga: Rafathar Ungkap Keengganannya untuk Shooting, Psikolog Anak: Biarkan Anak Senang Tanpa Ada Paksaan

Baca juga: Foto Jessica Iskandar Cium El Barack Tuai Hujatan Netizen, Apa Kata Psikolog Soal Cium Bibir Anak?

Ketahui Apa Itu Kesehatan Mental

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan mental adalah kondisi saat keadaan batin seseorang dalam kondisi yang tenang dan tentram ataupun sedang gelisah.

Beberapa kasus sering dijumpai, orang yang mengalami kesehatan mental dianggap gila bahkan ditertawakan.

Menanggapi hal tersebut, Psikolog Klinis, Analisa Widyaningrum angkat bicara melalui akun Instagramnya di @analisa.widyaningrum.

Ia mencontohkan kehidupan seseorang yang terlihat ideal tanpa beban, tiba-tiba mengungkapkan ketidaksehatan pada mentalnya.

"Loh kok bisa sih kamu punya anxiety disorder? Padahal kamu kelihatan happy, keren kayak nggak takut atau cemas gitu," ujar Analisa saat memebrikan contoh secara tertulis.

Wanita yang pernah menjadi lulusan terbaik di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga berpendapat, banyak orang yang menganggap kejadian tersebut sebagai manusia yang kurang bersyukur.

"Nggak jarang kayak gitu dianggap sebagai manusia kurang bersyukur," pungkasnya.

(TribunPalu.com/Hakim)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved