Sulteng Hari Ini
Ditanya JPU Soal Kerugian Kerja Sama Bank Sulteng dengan PT BAP, Saksi Sebut Ada Pertumbuhan Kredit
Keterangan Salma Batudoka itu dikuatkan pula kesaksian dari Kepala Divisi Kepatuhan Bank Sulteng Abdul Bunru.
TRIBUNPALU.COM - Sejumlah saksi dalam keterangannya di depan hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) memastikan kerja sama antara PT Bank Sulteng dengan PT Bina Artha Prima (BAP) periode tahun 2017-2020 secara keseluruhan menguntungkan.
Penegasan itu disampaikan para saksi pada sidang lanjutan perkara dugaan penyelewengan kerja sama PT BAP dan PT Bank Sulteng di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Palu, Jl Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Senin (9/10/2023).
"Kerja sama (PT BAP dan PT Bank Sulteng) untung," ucap Eks Direktur Bisnis Bank Sulteng Salma Batudoka di depan hakim dan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Keterangan Salma Batudoka itu dikuatkan pula kesaksian dari Kepala Divisi Kepatuhan Bank Sulteng Abdul Bunru.
Dia secara langsung menyatakan kerja sama PT BAP justru menguntungkan Bank Sulteng.
Baca juga: Sidang Dugaan Korupsi Kerja Sama Bank Sulteng-PT BAP, Kepala Devisi Kredit Ungkap Penyebab Defisit
Sementara itu, keterangan saksi Darsyaf dari Divisi Kredit Bank Sulteng menerangkan, ada pertumbuhan pendapatan PT Bank Sulteng dari kredit pensiun dan prapensiun.
Sebelumnya berdasarkan laporan hasil analis kredit yang dikeluarkan PT Bank Sulteng terkait kerja sama dengan PT Bina Artha Prima (BAP) periode tahun 2017-2020 secara umum menguntungkan bagi Bank Sulteng
Hal itu diutarakan Kepala Divisi Kredit Bank Sulteng Muhammad Taufiq Akum dalam persidangan sebelumnya.
Di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor, Taufiq Akum menyebut terjadinya defisit pada pelaporan disebabkan adanya kekeliruan dalam penempatan sumber beban pada tabel penghitungan.
"Berdasarkan penjelasan Firmansyah Aziz (Kepala Divisi Treasury), beban marketing fee dan CKPN sudah termasuk dalam penghitungan suku bunga dasar kredit," kata Taufiq Akum sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibacakan di pengadilan.
Baca juga: OJK Sebut Nilai Fee Kerja Sama Bank Sulteng-PT BAP Tak Melanggar, Diatur Secara Internal
Direktur Bisnis Bank Sulteng Salma Batudoka menambahkan, perhitungan perolehan margin yang dikeluarkandivisi kredit Bank Sulteng memang terlihat adanya defisit margin sebesar 2,67 persen.
Tapi, terjadinya defisit disebabkan karena adanya doubel pembebanan pada komponen biaya yang dikeluarkan oleh tim analisis kredit Bank Sulteng. Yakni komponen cost of money dan suku bunga dasar kredit atau SBDK.
Padahal pembebanan pada unsur marketing fee dan unsur Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sudah termasuk pula dalam komponen perhitungan cost of money dan SBDK.
Menurut Salma Batudoka dalam laporannya, harusnya dalam perhitungan perolehan margin atau keuntungan, yang tertuang dalam kajian Divisi Kredit Bank Sulteng, biaya yang diperhitungkan hanya SBDK sehingga menghasilkan margin positif.
"Selain itu, hal ini juga disebabkan karena beban marketing fee yang jadi kewajiban Bank Sulteng sekaligus dibayarkan di depan (saat kredit cair dan tidak dibagi berdasarkan jangka waktu pembayaran kredit dari debitur ke Bank Sulteng) dan tidak diamortasikan," ungkap Salma Batudoka dalam penjelasan tersebut.
Apabila beban marketing fee yang harus dibayarkan oleh PT Bank Sulteng ke PT BAP itu diamortasikan atau dibagi berdasarkan jangka waktu pembayaran kredit maka Bank Sulteng akan menunjukkan kondisi yang untung, dengan margin atau keuntungan sebesar 3,32 persen dari tiap kredit yang berjalan.
Baca juga: Myrna Rianasari Jabat Direktur Bisnis PT Bank Sulteng
Di sisi lain, pembayaran marketing fee sesuai dengan perjanjian kerjasama antara Bank Sulteng dan PT BAP dilakukan secara proporsional. Pada proses realisasinya, dilakukan negosiasi pembayaran, dari 3,65 persen menjadi hanya 3 persen.
Diketahui, kerjasama antara Bank Sulteng dan PT BAP merupakan upaya untuk mendorong peningkatan jumlah nasabah Bank Sulteng.
Strategi yang dijalankan Bank Sulteng adalah menawarkan kredit untuk pensiunan.
Tapi, pada masa itu manajemen Bank Sulteng menyadari belum berpengalaman pada sektor tersebut.
Sehingga, pada tanggal 2 April 2017 lalu, Bank Sulteng menjalin kerjasama dengan PT BAP dengan tujuan utama mendorong peningkatan jumlah nasabah pensiunan yang dikelola oleh Bank Sulteng.(*)
Satu-satunya Perempuan di KPID Sulteng, Mita Meinansi Siap Kawal Siaran Edukatif untuk Perempuan |
![]() |
---|
Kemenkes Pastikan Status Eliminasi Malaria Parigi Moutong Belum Dicabut |
![]() |
---|
Fathur Razaq Didorong Jadi Ketum KONI Sulteng, Ketua IMI Sulteng: Kami Lihat Kerja Nyata |
![]() |
---|
Pelantikan KPID Sulteng, KPI Pusat Dorong Sinergi Jaga Ruang Siar Sehat |
![]() |
---|
Putra Terbaik Sulteng, Sudaryano Lamangkona Sandang Gelar Doktor di Untad |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.