Palu Hari Ini

Penguatan Lingkungan Pesisir Teluk Palu Mulai Terapkan Digitalisasi Konservasi Mangrove Berbasis IOT

Penguatan lingkungan pesisir di Provinsi Sulawesi Tengah mulai Digitalisasi Konservasi Mangrove, Senin (19/8/2024) pagi

Penulis: Citizen Reporter | Editor: Haqir Muhakir
Handover
Penguatan lingkungan pesisir di Provinsi Sulawesi Tengah mulai Digitalisasi Konservasi Mangrove, Senin (19/8/2024) pagi.  

TRIBUNPALU.COM, PALU - Penguatan lingkungan pesisir di Provinsi Sulawesi Tengah mulai Digitalisasi Konservasi Mangrove, Senin (19/8/2024) pagi. 

Hal dilakukan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama Akademisi Universitas Tadulako (Untad), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulteng dan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sulteng. 

Aksi dimulai dari penanaman bibit Mangrove di kawasan Teluk Palu, tepatnya di Kelurahan Layana, Kota Palu

Programm Digitalisasi Konservasi Mangrove turut melibatkan sivitas akademika dari Untad , dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi.

Baca juga: Rencana Perubahan APBD Sulteng 2024, Pendapatan Daerah Diproyeksikan Bertambah Lebih Rp 800 Miliar

Langkah ini sejalan dengan perjalanan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (Telco) menuju perusahaan teknologi (TechCo).

Swandi Tjia, EVP Head of Circle Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua (Kalisumapa) Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, di tahun 2018 silam, bencana tsunami pernah melanda kota Palu, dan bercermin dari peristiwa tersebut, mangrove merupakan salah satu pertahanan menghadapi ancaman bencana di masa mendatang. 

Keberadaan mangrove menjadi sangat penting, salah satunya menjadi benteng  juga untuk  menjaga ekosistem pesisir. 

Oleh karena itu, lewat program Digitalisasi Konservasi Mangrove, Indosat berkomitmen mendukung upaya ketahanan lingkungan dengan pengembangan mitigasi berbasis teknologi digital.

"Dalam program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) berupa teknologi yang dapat memantau beberapa parameter penting kualitas air untuk budidaya perikanan secara real-time, khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove. Diharapkan produktivitas tambak tetap terus meningkat, namun tetap menghindari kerusakan mangrove disekitarnya karena ancaman penebangan secara masif," ujarnya. 

Baca juga: Laka Lantas di Palu Timur, Pengendara Motor Berusia 71 Tahun Meninggal Dunia

Konsep ini di kenal sebagai Silvo-fishery, yaitu metode terpadu berkelanjutan dari usaha perikanan yang berdampingan dengan pelestarian mangrove, serta diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan. 

Melalui kolaborasi ini, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove didalamnya.  

Prof Amar, Rektor  Universitas Tadulako, menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di Palu. 

“Kami optimis program ini dapat memberikan dampak yang baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.”

Sebagai informasi, mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan sekitar 23 persen dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3,5 juta hektar. 

Ekosistem ini memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan, diantaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved