Haji 2025

Jemaah Haji Tertua Mbah Sumbuk asal Jateng Berusia 109 Tahun, Bersyukur Sampai di Tanah Suci

Satu per satu jemaah mulai memasuki terminal haji untuk kemudian diarahkan menuju bus yang akan membawa mereka ke Makkah.

Editor: Fadhila Amalia
Dewi Agustina
Nenek Sumbuk, jemaah haji asal Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) kloter 33 menjadi calon jemaah haji tertua di Indonesia tahun 2025. Dia berangkat ke Tanah Suci, Sabtu (17/5/2025), menandai dimulainya fase pemberangkatan jemaah haji Indonesia gelombang kedua ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta – Bekasi. (MCH 2025) (MCH 2025) 

TRIBUNPALU.COM - Jemaah Haji Tertua, Mbah Sumbuk berusia 109 tahun asal Kebumen, Jawa Tengah akhirnya menginjakkan kakinya di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (18/5/2025) pagi. 

Pesawat yang membawanya beserta rombongan Kloter JKS 33 dari Embarkasi Jakarta-Bekasi tiba satu jam lebih awal dari yang dijadwalkan, yakni sebelum pukul 07.20 WAS.

Baca juga: Pesona Patung Rajawali di Indramayu, Anggarannya Hanya Rp 180 Juta, Libatkan 6 Seniman Lokal

Kloter 33 ini terdiri dari 434 jemaah dengan 8 petugas yang mendampingi. 

Satu per satu jemaah mulai memasuki terminal haji untuk kemudian diarahkan menuju bus yang akan membawa mereka ke Makkah.

Mbah Sumbuk muncul paling akhir. 

Dia muncul dengan kursi roda ditemani beberapa petugas.

Perempuan berusia lebih dari seabad itu nampak tenang saat kursi rodanya didorong oleh PPIH atau Petugas Haji.

Wajahnya semringah meski terlihat lelah. Senyumnya mengembang.

Karena tak bisa berbahasa Indonesia, Mbah Sumbuk lalu dihampiri oleh Warijan, salah satu tim Media Center Haji (MCH) yang juga berasal dari Kebumen, sama seperti asal Mbah Sumbuk

Warijan pun mulai berkomunikasi dengan Mbah Sumbuk. "Alhamdulilah wes tekan kene (alhamdulillah sudah sampai sini)," kata Mbah Sumbuk.

Melihat Warijan yang menghampirinya, Mbah Sumbuk lalu bertanya: "Kowe wong Kebumen, Le? (kamu orang Kebumen nak?)," tanya Mbah Sumbuk

"Inggih, Mbah. Nyong asli Kebumen (Iya Mbah, saya asli Kebumen)," jawab Warijan dengan wajah ceria.

"Endi lemete, Le? Kowe ngerti ora, ana lemet ora neng kene? (mana lemetnya Nak? Kamu tahu tidak ada lemet di sini?)," tanya Mbah Sumbuk kepada Warijan, sembari melihat sekelilingnya.

Baca juga: Simak, 5 Bacaan Doa Pagi Hari, Amalkan Sebelum Beraktivitas

Mbah Sumbuk lalu mengatakan kalau bikin lemet itu gampang, yang penting matang pasti lemetnya enak. 

Lemet adalah penganan khas Jawa yang terbuat dari singkong dan gula merah. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved