OPINI

Kesaktian Pancasila: Menyatukan Bangsa Lawan Darurat Hipertensi dan Diabetes

Data Riskesdas tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 33,4 % penduduk dewasa menderita hipertensi, sementara 10,6 % hidup dengan diabetes.

Editor: Fadhila Amalia
Handover
Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengingatkan kita: kesaktian bangsa tidak hanya diuji di medan tempur sejarah, tetapi juga di ruang tunggu klinik, dapur keluarga, dan layar gawai tempat hoaks kesehatan beredar. 

Momentum Hari Kesaktian Pancasila bisa menjadi titik balik gerakan sekolah dan kampus: kantin sehat, larangan minuman berpemanis berlebih, bike to campus, hingga kampanye “Cek Tekanan Darah Sejak Remaja”.

Di tingkat akar rumput, masjid Muhammadiyah, pesantren NU, PKK, dan karang taruna dapat menjadi motor edukasi gizi seimbang dan olahraga bersama.

Inilah gotong-royong ala Pancasila yang konkret dan dekat dengan keseharian warga.

Kesaktian yang Membumi di Meja Makan

Banyak studi yang menunjukkan bahwa perubahan kecil di rumah bisa berdampak besar: mengganti garam dapur dengan bumbu alami, menambah porsi sayur-buah, membatasi gorengan, serta rutin jalan kaki minimal 6.000 langkah per hari.

Mewujudkan itu tidak perlu menunggu program raksasa. Cukup dimulai dari keluarga, RT, RW.

Pancasila menjadi sakti justru ketika hadir di meja makan: menghadirkan lauk bergizi seimbang untuk anak dan orang tua.

Penutup: Sakti karena Bersama

Kesaktian Pancasila tidak lagi diukur dari berapa senjata yang bisa diangkat, tetapi sejauh mana kita mampu menjaga tubuh bangsa tetap sehat dan produktif.

Bangsa Indonesia tidak kekurangan dokter, perawat, ataupun relawan; yang kita butuhkan adalah kesatuan tekad: pemerintah memastikan akses dan regulasi, tenaga medis memberi edukasi, masyarakat
mengubah gaya hidup, dan media memberantas hoaks.

Jika nilai-nilai Pancasila hidup dalam tindakan kolektif itu, maka bangsa ini benar-benar sakti
menghadapi musuh baru yang senyap namun mematikan: hipertensi dan diabetes.

“Kesaktian itu lahir ketika kita bergandengan tangan, menaruh sayur di piring, dan tidak
membiarkan siapa pun berjuang sendirian di ruang IGD.”(*)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved