Gubernur Riau Abdul Wahid Dikabarkan Terjaring OTT KPK, Terkait Proyek PUPR

Operasi senyap yang berlangsung di Kota Pekanbaru itu menangkap 10 orang.

Editor: mahyuddin
HANDOVER
GUBERNUR RIAU - Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kabarnya menjaring Gubernur Riau Abdul Wahid Operasi senyap yang berlangsung di Kota Pekanbaru itu menangkap 10 orang. 

TRIBUNPALU.COM - Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kabarnya menjaring Gubernur Riau Abdul Wahid

Operasi senyap yang berlangsung di Kota Pekanbaru itu menangkap 10 orang.

Hingga kini, KPK belum mengumumkan secara resmi kasus apa yang melatarbelakangi penangkapan orang nomor satu di Provinsi Riau tersebut.

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, lembaga antirasuah menangkap 10 orang terkait OTT Gubernur Riau.

Baca juga: Pemerintah Buol Luncurkan Sistem Digital untuk Awasi Distribusi LPG 3 Kg

Mereka yang terjaring OTT merupakan penyelenggara negara. 

“Saat ini ada sekitar 10 orang yang diamankan dalam kegiatan tangkap tangan,” ujar Budi Prasetyo.

Dalam penangkapan itu, KPK juga menyita sejumlah alat bukti.

Budi menyebut operasi KPK itu terkait proyek PUPR di Riau. 

Sosok Abdul Wahid

Abdul Wahid merupakan Gubernur Riau kelahiran Desa Belaras, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada 21 November 1980.

Sejak kecil, Wahid hidup sederhana.

Dia ditinggal wafat sang ayah saat berusia 10 tahun.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Sei Simbar dan melanjutkan ke MTs serta MA di Tembilahan.

Abdul Wahid menimba ilmu di Pondok Pesantren Ashhabul Yamin, Lasi Tuo, Kecamatan Ampek Angkek Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Setelah lulus, ia melanjutkan studi ke IAIN Suska Riau (kini UIN Suska Riau), jurusan Pendidikan Agama Islam.

Baca juga: Nelayan di Morowali Hilang Usai Memancing, Tim SAR Gabungan Sisir Perairan Umpanga

Namun, di sela-sela pendidikan itu, Wahid sempat bekerja serabutan, termasuk menjadi kuli bangunan, demi membantu perekonomian keluarga

Karier politiknya dimulai saat aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan kemudian bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dari aktivis kampus, ia beranjak menjadi Wakil Sekretaris DPW PKB Riau, hingga akhirnya dipercaya sebagai Ketua DPW PKB Riau sejak 2011.

Anggota DPRD Riau periode 2009-2019 itu lolos ke senayan sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024. 

Abdul Wahid duduk di Komisi VII DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Riau II.

Sejatinya, Abdul Wahid terpilih lagi sebagai anggota DPR RI pada pemilu 2024.

Namun, Wahid memilih tidak melanjutkan masa jabatannya di Senayan.

Ia maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Riau 2024, berpasangan dengan SF Hariyanto.

Baca juga: Film Tumbal Darah Sudah Tayang di Bioskop, Ini Sinopsis Filmnya

Perolehan suaranya di Pilkada menetapkan pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto sebagai Gubernur Riau periode 2025–2030.

Dilansir dari laman e-LHKPN KPK, Abdul Wahid mempunyai aset 12 bidang tanah dan bangunan yang merupakan hasil sendiri senilai Rp4.905.000.000.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved