Sulteng Hari Ini

Saham vs Reksadana: Pakar Ungkap Fakta Risiko, Tips Pemula, hingga Cara Mulai Investasi

Mirnawati menegaskan bahwa anggapan investasi saham sebagai bentuk perjudian adalah mitos besar.

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Andika Satria Bharata 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Dua narasumber, dalam sesi podcast TribunPalu.com, dari BEI Sulteng dan Mandiri Sekuritas memaparkan secara rinci perbedaan investasi saham dan reksadana, termasuk mitos-mitos yang sering menyesatkan investor pemula, Senin (24/11/2025).

Mirnawati menegaskan bahwa anggapan investasi saham sebagai bentuk perjudian adalah mitos besar.

“Judi tidak memiliki nilai tambah dan tidak ada objek riil. Sementara saham adalah kepemilikan sah atas perusahaan yang nyata,” jelasnya.

Ia menyebut paradigma ini muncul karena masyarakat hanya melihat angka-angka pada pergerakan harga.

Baca juga: BEI Sulteng dan Mandiri Sekuritas Bongkar Mitos Investasi: Saham Bukan Hanya untuk Orang Kaya

Dewi menjelaskan bahwa saham dan reksadana memiliki perbedaan mendasar.

• Saham: investor menentukan sendiri perusahaan yang dibeli.
• Reksadana: dana dikelola profesional, seperti “beli rujak” yang isinya sudah dipilihkan oleh manajer investasi.

“Reksadana saham berbeda dengan saham. Yang pilih sahamnya adalah manajer investasi berizin,” kata Dewi.

Baca juga: PGRI Palu Gelar Upacara Hari Guru di Kantor Wali Kota Besok Pagi

Karena dikelola profesional, reksadana terutama reksadana pasar uang sering direkomendasikan untuk pemula karena risikonya sangat rendah.

Dewi menegaskan bahwa seluruh produk investasi memiliki risiko. Hal ini perlu dipahami agar investor tidak mudah tergiur janji keuntungan besar tanpa risiko.

Ia menyinggung kasus penurunan nilai tanah pascagempa 2018 sebagai contoh bahwa bahkan aset fisik pun memiliki risiko.

Mirnawati menyarankan masyarakat yang sudah tertarik berinvestasi agar langsung membuka rekening saham.

Baca juga: Operasi Zebra Tinombala di Sigi: 43 Pengendara Motor dan 10 Mobil Ditegur

“Wacana tanpa eksekusi hanya membuat kita terus belajar tanpa pengalaman. Pasar itu harus dipraktikkan,” tegasnya.

Pembukaan rekening kini dapat dilakukan secara digital dan tidak dikenakan biaya administrasi bulanan.

Kedua narasumber sepakat bahwa hal pertama yang wajib dilakukan investor adalah mengenali profil risiko.

“Ukur diri sendiri. Kalau kehilangan Rp100 ribu saja sudah stres, mungkin Anda belum cocok investasi saham,” kata Mirnawati.

BEI memiliki konsep 3P: Paham Punya Pantau sebagai pedoman dasar sebelum memulai investasi.

Baca juga: Satgas Preemtif Operasi Zebra 2025 Sosialisasi Keselamatan Berlalu Lintas ke Pelajar SMA 6 Palu

Dewi menyampaikan bahwa investasi bukan jalan cepat menjadi kaya, melainkan sarana mencapai tujuan keuangan lebih cepat daripada sekadar menabung.

Mirnawati menambahkan bahwa nilai uang terus menurun akibat inflasi.

“Kalau hanya mengandalkan gaji, kemampuan uang kita makin lama makin kecil. Uang harus ikut bekerja,” ujarnya.

Keduanya mengajak masyarakat mulai mempertimbangkan investasi, baik saham maupun reksadana, sebagai strategi finansial jangka panjang.(*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved