Pilpres 2024

Wacana Prabowo Duet dengan Airlangga di Pilpres 2024, Pengamat: Bakal Makin Kuat

Wacana Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto terus berkembang.

handover
Wacana Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto terus berkembang. 

TRIBUNPALU.COM - Wacana Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto terus berkembang.

Duet ini bahkan diprediksi bisa menjadi kekuatan solid di Pilpres 2024 mendatang.

Direktur Political Public and Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai Partai Golkar dan Gerindra seperti ayah dan anak jika bersatu memasangkan Prabowo dan Airlangga sebagai capres dan cawapres.

Menurutnya, akan menarik jika melihat perpaduan keduanya.

"Ditambah PKB maka akan lebih kuat," ucap Jerry dalam webinar berjudul ‘Pilpres 2024 Prabowo-Airlangga Pasangan Ideal’, Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Partai Ummat Sulteng Hanya Daftarkan 47 Bacaleg ke KPU, Ini Alasannya

Ditambah lagi, Jerry menilai sebagai partai lama, Golkar memang terpengaruh budaya selama 32 tahun dari era Orba, yang dalam pemilihan presiden, isu-isu akan dimainkan untuk meningkatkan elektabilitas.

"Prabowo perlu mencari narasi politik yang tepat untuk memenangkan kembali pemilih yang dulunya mendukungnya," kata Jerry.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut Prabowo dan Airlangga merupakan duet yang ideal.

Menurutnya, kedua menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf itu memiliki kemampuan dan pengalaman yang mumpuni di bidang politik dan ekonomi.

"Masih ketidakpastian mengenai apakah Golkar akan menjadi nomor dua dalam hal pencalonan wakil presiden, ataukah Prabowo akan menjadi bakal presiden," kata Dedi.

Sementara pengamat politik dari Universitas Indonesia Reza Hariyadi menjelaskan secara realistis, Golkar sebagai calon wakil presiden bisa memberikan keuntungan bagi Prabowo, dengan catatan Golkar menurunkan targetnya sebagai wakil presiden.

"Di sisi lain, diharapkan hal ini dapat memberikan efek positif bagi Golkar dalam meningkatkan elektabilitasnya," ucap Reza.

Reza menyebut pengelolaan negara akan sangat tergantung pada capres dan cawapres terpilih. Jika tidak menghilangkan politik identitas dan pencitraan.

"Pilpres yang tertuju pada popularitas dan elektabilitas sulit untuk mewujudkan pemimpin yang berkualitas," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan pihaknya terus berupaya agar koalisi besar terwujud.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved