Tolitoli Hari Ini

DPRD Tolitoli Desak Penuntasan Proyek Bendung Salugan, BWS Sulawesi III Usul Studi Khusus

Jika Bendung Salugan beroperasi, maka musim tanam yang sebelumnya sekali setahun bisa menjadi dua kali atau lebih dalam setahun.

|
Editor: mahyuddin
handover
Wakil Ketua DPRD Tolitoli Jemi Yusuf menyoroti pembangunan Bendung Salugan, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNPALU.COM, TOLITOLI - Wakil Ketua DPRD Tolitoli Jemi Yusuf menyoroti pembangunan Bendung Salugan, Kecamatan Lampasio, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Pasalnya, pembangunan Bendung Salugan yang menelan anggaran senilai Rp 212 miliar, 2017-2022, itu belum sepenuhnya berfungsi hingga saat ini.

Padahal, Bendung Salugan Tolitoli merupakan proyek strategis pemerintah pusat untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional.

"Sampai hari ini belum berfungsi semua. Ditenggarai satu dari tiga saluran belum terbangun. Ironisnya, Kementerian PUPR melalui website resminya menganggap proyek itu telah rampung sejak 2022," kata Jemi Yusuf kepada TribunPalu.com di kedai Jl Masjid Raya, Kecamatan Palu Selatan, Kamis (11/1/2024).

Ketua Komisariat Daerah (Komda) Alkhairaat Tolitoli itu menjelaskan, Bendung Salugan seharusnya mengairi 3.286 hektare (Ha) pertanian yang tersebar  di lima desa Kecamatan Lampasio.

Kelima desa itu adalah Oyom, Sibea, Janja, Salugan dan Lampasio.

Baca juga: BWS Sulawesi III Terkendala Pembebasan Lahan Rehab Rekon Infrastruktur Pascabencana 2018

Jika Bendung Salugan beroperasi, maka musim tanam yang sebelumnya sekali setahun bisa menjadi dua kali atau lebih dalam setahun.

"Akibat tidak berfungsinya sebagian Bendung Salugan, tentu mengancam ketahahan pangan sesuai tujuan awal pembangunan. Jika sekali musim tanam lahan itu menghasilkan 200 ton, berarti tidak beroperasinya bendung itu mengoreksi 12 ribu ton beras yang dihasilkan," jelas jebolan Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) tersebut.

DPRD Tolitoli meminta Kementerian PUPR untuk segera menyelesaikan dan mengoperasikan Bendung Salugan sehingga Sulawesi Tengah dapat menjadi bagian dari program surplus beras dan andil dalam ketahanan pangan nasional.

"Semoga segera diselesaikan dan difungsikan agar ketahanan serta kedaulatan pangan dapat terwujud, sebagai upaya mendukung program Presiden Jokowi, Kawasan Pangan Nasional (KPN) di Sulteng seluas 15 ribu haktare," ucap Jemi Yusuf.

Diketahui, pembangunan Bendung Salugan dilengkapi jaringan irigasi sepanjang 39,8 Km.

Proyek itu dikerjakan PT Brantas Abipraya dengan lingkup pekerjaan pembangunan bendung, saluran irigasi primer/induk sepanjang 3 km, saluran sekunder 10,6 km, bangunan 36 unit, dan jembatan gantung 60 meter.

Respon BWS III

PPK Irigasi dan Rawa Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Aji Widyatmoko menyebutkan, Bendung Salugan dikerjakan sejak 9 November 2017.

Per 15 Desember 2022, sejumlah bagian Bendung Salugan rampung dan beroperasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved