Apa Itu Depresi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Berikut Penjelasan Psikolog Analis Widyaningrum
Di era yang serba digital ini, cukup banyak ditemui kasus stres dan depresi yang disebabkan oleh media sosial.
Apa Itu Depresi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Berikut Penjelasan Psikolog Analis Widyaningrum
TRIBUNPALU.COM - Di era yang serba digital ini, cukup banyak ditemui kasus stres dan depresi yang disebabkan oleh media sosial.
Biasanya hal itu dialami oleh para influncer atau public figur.
Beberapa waktu yang lalu, selebgram Lucinta Luna mengakui penyalahgunaan narkotika yang dilakukannya hanya untuk menghilangkan depresi.
Hal ini membuktikan, ternyata ada banyak artis Indonesia yang juga mengalami hal serupa.
Namun depresi ini bisa dialami oleh siapa saja, tanpa pandang usia, jenis kelamin atau status sosial.
Baca juga: Dampak Psikologis Pertanyaan Kapan Nikah Menurut Ustaz dan Psikolog
Baca juga: Kondisi Psikologis Seseorang saat Ditanya Kapan Nikah? Psikolog: Bisa Menimbulkan Stress
Baca juga: Melawan Stigma Kesehatan Mental, Psikolog: Stop Judging, Start Supporting

Menurut American Psychiatric Association (APA), depresi adalah suatu kondisi mental yang dapat menyebabkan pengidapnya merasa sedih dan kehilangan minat pada banyak hal.
Depresi dikategorikan sebagai satu di antara gangguan mental yang tidak boleh diremehkan oleh siapapun.
Dalam video yang diunggah Psikolog Klinis, Analisa Widyaningrum di channel YouTube Analisa Channel, ia mengatakan jika orang yang mengalami gangguan mental merasa sulit untuk memenuhi ekspektasi orang di sekitarnya.
Tak hanya itu, mereka juga dituntut untuk bersikap seolah-olah tidak mengalami gangguan mental.
"Mereka (pengidap gangguan mental) membutuhkan penerimaan dari kita," ujar Analisa.
Hingga kini, pemahaman masyarakat Indonesia terkait kesehatan mental masih rendah.
Baca juga: Cara Cek Kesehatan Mental: Kapan Seseorang Harus Konsultasi ke Psikolog? Ini 7 Tanda Deteksi Dini
Baca juga: Psikolog Sebut Perhatian pada Kesehatan Mental di Palu Masih Rendah Pasca TrioBencana
Baca juga: Jangan Terjebak Lingkaran Depresi, Psikolog: Kesehatan Mental Harus Lebih Diperhatikan
Psikolog yang pernah menjadi lulusan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih aware dengan hal tersebut.
Secara umum, gangguan mental dibagi menjadi dua, yaitu psikotik dan neurotik.
Analisa menjelaskan jika psikotik adalah gangguan mental yang membutuhkan penanganan farmakoterapi atau mengonsumsi obat yang ditangani langsung oleh psikiater.
Sementara itu, neurotik adalah gangguan mental yang bisa ditangani hanya dengan psikoterapi seperti melakukan konseling dengan psikolog.
Baca juga: Foto Jessica Iskandar Cium El Barack Tuai Hujatan Netizen, Apa Kata Psikolog Soal Cium Bibir Anak?
Baca juga: Ariel Tatum Kampanyekan Kesehatan Mental Berdasarkan Pengalaman Pribadinya : Ini Penting Banget
Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Minggu 16 Mei 2021: Taurus Banyak Minum Air Putih, Virgo Ada Tekanan Mental

Cara Membantu Penyintas Gangguan Mental
Pendiri dari Analisa Personality Development Center (APDC) Indonesia itu mengajak masyarakat untuk meringankan beban penyintas gangguan mental dalam kehidupan bersosial.
Sebagai orang yang sadar dengan ganguan mental, maka lingkungan sosial harus bisa menerima apa adanya dari kehadiran mereka.
"Kita harus menghilangkan statement bahwa penyintas gangguan mental memiliki iman yang kurang baik," jelasnya dalam video 9 menit itu.
Selain itu, respons positif terhadap mereka juga dianjurkan.
Baca juga: Danlanal Palu Klaim Tragedi Tenggelamnya KRI Nanggala 402 Tak Pengaruhi Mental Anak Buahnya
Baca juga: 5 Manfaat Berkebun Skala Rumahan, Bisa Bantu Jaga Kesehatan Fisik hingga Mental
Baca juga: 3 Zodiak yang Dikenal Punya Mental yang Kuat, Leo Berwatak Keras, Capricorn Kuat Terima Cibiran
Analisa mencontohkan, keluh kesah mereka harus diberi respons yang baik dan tidak semakin membebani pikiran serta perasaanya.
"Misalnya ada yang datang dan bilang, gue sedih banget abis putus cinta. Gue mau bunuh diri aja," ungkapnya.
Apabila menghadapi keadaan orang sekitar yang mengatakan hal demikian, maka harus memberikan insight yang positif kepada mereka.
"Come on, jangan sedih jangan nangis. Jawaban ini yang harus kita berikan kepada mereka," beber wanita yang usianya memasuki kepala tiga itu.
Lingkaran Depresi Bisa Dipatahkan
Istri dari Muhammad Aji ini membenarkan jika lingkaran depresi yang diderita oleh orang yang memiliki gangguan mental bisa dihilangkan.
"Caranya harus mengubah action-nya," jawab Analisa.

Baca juga: Libra si Positif hingga Gemini yang Intuitif, Ini 5 Zodiak yang Jago Baca Pikiran dan Situasi
Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini, 23 April 2021: Cancer Yoga atau Meditasi Mampu Tenangkan Pikiran
Baca juga: Relawan Jokowi: Apa yang Dilakukan Moeldoko Bisa Ganggu Pikiran Presiden Jokowi
Ia menambahkan jika sedang merasa depresi, harus berbaik hati kepada diri sendiri.
Artinya menerima apa adanya dari diri ini dan melakukan aksi yang positif.
Menurut Analisa, keterpurukan yang berakhir pada depresi bisa dihilangkan dengan mengingat kembali, apa tujuan dan harapan hidup seseorang.
(TribunPalu.com/Hakim)